Bakpia memiliki sejarah sebagai makanan yang dibawa oleh masyarakat Tionghoa. Kata Bakpia berasal dari bahasa Hokkian yaitu “Bak” yang berarti daging dan “pia” yang berarti kue. Memang, pada awalnya bakpia merupakan kue yang diisi dengan daging babi cincang.
Bakpia merupakan kue yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat tionghoa, bahkan ketika mereka menetap di Yogyakarta. Seiring berjalannya waktu, resep asli bakpia dikembangkan dan disesuaikan dengan bahan baku dan selera masyarakat lokal.
Isian daging babi diganti dengan pasta kacang hijau manis. Selain kacang hijau lebih mudah didapat di Yogyakarta, resep baru bakpia juga menjadikannya lebih mudah diterima masyarakat terutama masyarakat muslim.
Bakpia mulai dikenal sebagai makanan khas Yogyakarta pada tahun 1940-an. Daerah Pathuk yang pada waktu itu memiliki keterkaitan dengan masyarakat Tionghoa menjadi kawasan yang mempelopori produksi bakpia dimulai dari skala kecil.
Pada mulanya, produksi bakpia menggunakan alat-alat manual sederhana. Proses pembuatannya pun memakan waktu, karena harus dikerjakan satu-persatu. Namun, tekstur kulit yang renyah dan isian yang manis sangat digemari masyarakat Yogyakarta, sehingga produksi tetap berjalan.
Ketenaran bakpia sebagai makanan khas jogja dimulai pada tahun 70-80’an, bertepatan dengan meningkatnya pariwisata jogja. Karena semakin populer, bakpia lambat laun menjadi ikon oleh-oleh khas Jogja yang mendunia.
Saat ini, produksi bakpia tidak hanya diproduksi di daerah Pathuk saja. Namun, banyak juga juga bakpia yang diproduksi di daerah lain yang tak kalah enaknya.
Seiring berjalannnya waktu, bakpia yang awalnya hanya berisi kacang hijau kini berinovasi dengan menambah varian isinya. Hal ini juga dipengaruhi oleh permintaan konsumen yang menginginkan bakpia dengan rasa yang lebih kekinian.
Saat ini, bakpia banyak tersedia dengan berbagai pilihan isian seperti cokelat, kumbu hitam, keju, matcha, tiramishu, strawberry, pandan, dan lain-lain. Meskipun berawal dari makanan tradisional, rupanya teknologi pangan memungkinkan bakpia tampil lebih modern.
Tak hanya mengembangkan resep, saat ini penjual bakpia juga berinovasi dalam memasarkan produknya. Jika dahulu orang harus datang ke jogja atau ke pusat oleh-oleh khas jogja untuk mendapatkan bakpia, saat ini dengan bantuan teknologi orang dapat membeli cemilan ini melalui marketplace atau pemesanan digital.
Meskipun dibuat dengan resep yang sama, bakpia khas jogja memiliki dua jenis varian yaitu bakpia basah dan bakpia kering.
Bakpia basah memiliki kulit yang lembut, kenyal, dan tipis. Isian bakpia basah juga lebih lembut dan lembab, dengan sensasi rasa yang lebih creamy. Karena dibuat dengan proses pemanggangan yang singkat, bakpia basah cenderung lebih mudah rusak dan basi karena lebih berair. Bakpia basah direkomendasikan untuk dimakan langsung atau dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Sedangkan bakpia kering cenderung memiliki kulit yang berlapis, renyah, dan keras. Isian bakpia kering cenderung lebih padat dan tidak berair seperti bakpia basah. Bakpia kering dibuat dengan proses pemanggangan yang lebih lama dan suhu yang lebih tinggi, sehinga menghasilkan sensasi krispi saat digigit. Untuk oleh-oleh dan pengiriman luar kota, bakpia kering lebih direkomendasikan karena tidak mudah basi.
Untuk varian isian bakpia basah dan kering cenderung sama, hanya berbeda di tekstur dan tingkat kekeringannya saja. Keduanya juga tersedia di outlet atau pusat oleh-oleh khas yogyakarta.
Banyaknya produk dan pilihan bakpia di Yogyakarta, membuat wisatawan seringkali bingung memilihnya. Untuk varian rasanya pun hampir sama dari satu merk ke merk yang lain. Yang membedakan hanya merk dan modifikasi resep sesuai dengan ciri khas masing-masing.
Untuk menentukan bakpia paling enak di jogja kembali kepada selera masing-masing konsumen. Ada konsumen yang memilih merk tertentu karena suka yang isiannya tidak terlalu manis, atau suka karena teksturnya yang lembut, ada pula yang suka bakpia dengan isian yang lebih manis.
Jika ditarik mundur, awal kehadiran bakpia banyak dipengaruhi oleh budaya Tiongkok yang dimodifikasi dengan kearifan lokal. Melalui perjalanan yang panjang, makanan yang awalnya hanya dinikmati oleh komunitas berkembang menjadi makanan khas sebuah daerah.
Hingga saat ini, Bakpia masih menjadi primadona oleh-oleh khas jogja yang banyak dinikmati. Produsenpun tak mau kalah dengan perkembangan jaman yang sangat cepat berkat adanya teknologi. Mereka berlomba-lomba menciptakan resep bakpia kekinian yang dapat memenuhi keinginan pelanggan-pelanggannya. Kalau kamu, suka bakpia rasa apa?
Menyajikan bakpia berkualitas yang dapat memuaskan pelanggan dengan keaslian cita rasa khas Yogyakarta.
Jl. HOS Cokroaminoto No.149, Kec. Tegalrejo, DIY 55244